Pondok Pesantren Putri Al-Khoirot adalah sebuah pondok pesantren sistem salaf dan modern di Malang Jawa Timur. Pesantren khusus putri ini tidak hanya dikenal di Malang tapi juga populer secara nasional selain karena berkualitas baik juga berbiaya murah sehingga semua calon santri dapat mendaftar ke ponpes putri ini tanpa harus memikirkan berapa biaya masuk dan biaya perbulannya karena memang relatif sangat terjangkau semua kalangan. Dengan biaya hanya sekitar Rp. 900.000 (sembilan ratus ribu rupiah), putri anda sudah bisa menjadi santri dan siswi pesantren putri Al-Khoirot. Biaya ini sudah termasuk seragam sekolah, dan biaya seluruh program yang ada di dalam pesantren seperti madrasah diniyah (madin), Tahfidz Al-Quran, pengajian kitab kuning, dan sekolah formal MTS (Madrasah Tsanawiyah) atau MA (Madrasah Aliyah).
DAFTAR ISI
- Profil Singkat
- Program Pesantren Putri
- Ekstra Kurikuler
- Sejarah Perkembangan Dan Dinamika
- Sistem Salaf Tetap Dipertahankan
- Aturan Dan Tata Tertib Pesantren Putri
Di samping itu, santriwati juga dilatih untuk hidup sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan, antara lain, santri dilarang merayakan ulang tahun, dilarang memiliki baju lebih dari 4 setel, dan santri harus memakai baju seragam santri dalam segala kegiatan dan ketika dalam perjalanan pulang ke rumah dengan tujuan agar tidak ada gap sosial antara si kaya dan si miskin.
Ponpes Putri Al-Khoirot pertama kali didirikan setahun setelah Pondok Pesantren Putra Al-Khoirot didirikan, Tepatnya, pada tahun 1964. Pendirinya adalah Ny. Hj. Masluhah Muzakki yang tak lain adalah istri satu-satunya dari KH. Syuhud Zayyadi, pendiri Pondok Pesantren Al-Khoirot putra.
Pendirian Pesantren Putri ini sebenarnya tanpa ada rencana sebelumnya. Salah seorang gadis muda bernama Sofiah asal desa Brongkal, Gondanglegi (sekarang Pegalaran) tertarik ingin belajar pada Ny. H. Masluhah Muzakki. Kebetulan saudara lelaki Sofiyah sudah belajar di pesantren putra. Ny. Masluha tidak menolak keinginan itu. Dan sejak saat itulah, berdirilah pesantren putri Al-Khoirot.
Sebagaimana pesantren putra, pesantren putri Al-Khoirot mengaanut sistem salaf. Di mana materi belajar mengajarnya mayoritas berbasis ilmu agama saja. Adapun metode pengajarannya adalah sistem tradisional seperti sorogan, wetonan, bandongan ditambah sistem modern klasikal yaitu madrasah diniyah dengan masa belajar 6 (enam) tahun.
PROGRAM PESANTREN PUTRI
Berikut program utama pesantren baik yang wajib diikuti maupun yang bersifat opsional.
Program yang Wajib Diikuti
1. Madrasah Diniyah program Ibtidaiyah (I’dad sampai Wustho 2) dan Tsanawiyah (Ulya 1 dan Ulya 2)
2. Pengajian kitab pengasuh putra
3. Pengajian kitab pengasuh putri
4. Membaca Al-Quran Tartil
Program Opsional
Program opsional adalah program yang bersifat tidak wajib yakni boleh diikuti atau tidak.
1. Tahfidz Al-Quran
2. Bahasa Arab Modern
Ekstra kurikuler pondok putri ini meliputi ekskul pesantren, madrasah diniyah dan sekolah formal sebagai berikut:
1. Tata Busana meliputi keterampilan menjahit, bordir, bentel.
2. Tata Boga meliputi masak memasak kuliner dan seni membuat berbagai macam kue termasuk jelly art.
3. Jurnalistik yakni kegiatan tulis menulis di buletin santri putri “El-Ukhuwah” yang terbit setiap bulan.
4. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) adalah kegiatan organisasi sekolah formal baik MTS maupun MA.
5. Seni Diba’ setiap malam Jum’at
6. Olahraga
SEJARAH PERKEMBANGAN DAN DINAMIKA
PPA Putri telah melewati sejumlah dinamika sejak awal berdirinya yang secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut:
1964 – 1970 Sistem Pendidikan Sistem Salaf Non Klasikal
Selama kurang lebih 10 tahun sejak awal berdirinya, Pesantren Putri Al-Khoirot masih menganut sistem pengajaran non-klasikal. Itu artinya, tidak ada madrasah diniyah. Yang ada adalah sistem pendidikan agama dengan sistem bandongan / wetonan atau sorogan.
Sistem Wetonan atau Sorogan adalah sistem pengajaran di mana pengajar membaca kitab bahasa Arab (kitab kuning) beserta maknanya dalam bahasa daerah dan Indonesia sedangkan santri menyimak dan mencatat makna yang diberikan apabila belum tahun.
Sistem Sorogan adalah kebalikan dari sistem wetonan yaitu sistem pengajaran di mana santri membaca kitab berbahasa Arab baik dengan maknanya atau bahasa Arabnya saja. Pengajar lalu menerangkan maksud dari isi kitab kepada para santri.
Selain belajar ilmu agama Islam dari sumber literatur berbahasa Arab yang dikenal dengan kitab kuning, para santri juga belajar membaca kitab suci Al-Quran secara tartil atau secara benar menurut tajwid baik dari segi makharijul huruf maupun panjang pendeknya.
Kitab kuning yang dipelajari pada saat ini (1964 – 1970) adalah kitab agama dasar yaitu Sullamut Taufiq, Safinatun Naja untuk bidang fiqih. Matan Jurmiyah dan Kailani untuk grammatika Bahasa Arab. Aqidatul Awam untuk bidang Aqidah Tauhid.
Kitab Gundul dan Makna Gandul
Sebagaimana umumnya pesantren salaf, kitab kuning yang dipelajari di pesantren putri Al-Khoirot adalah berbahasa Arab dan tidak berharkat yang umum disebut dengan kitab gundul. Kalau membaca tulisan Arab saja susah, maka membaca kitab gundul akan lebih susah lagi. Namun, inilah salah satu ciri khas santri pesantren salaf: mereka umumya lebih mampu membaca kitab kuning dibanding rekan-rekannya yang berasal dari pondok modern.
Dalam memberi makna kitab gundul inni, pengajar menggunakan dua tahap. Tahap pertama, memberi makna gandul. Umumnya makna gandul ini menggunakan bahasa Jawa atau Madura. Tahap kedua, diterangkan dalam bahasa Indonesia maksud dan penjelasannya.
Apa itu makna gandul? Makna gandul adalah pemberian arti pada setiap kosakata kitab kuning dengan meletakkan maknanya setiap kata persis di bawah kosakata Arabnya dan posisinya menggantung ke bawah sehingga disebut dengan makna gandul berasal dari bahasa Jawa yang artinya menggantung. Di samping itu, dalam makna gandul diterangkan secara jelas status i’rab dari setiap kata apakah ia menjadi subyek (fa’il, mubtadak), predikat (fi’il, khobar), dan lain-lain.
Lihat contoh makna gandul di gambar bawah:
1970 Sistem Klasikal Madrasah Diniyah Annasyiatul Jadidah Putri
Pada tahun 1974 dimulailah sistem pendidikan sistem klasikal yang umum disebut Madrasah Diniyah Ibdidaiyah dengan nama Madrasaah Ibdidaiyah Annasyiatul Jadidah Putri. Pendidikan sistem kelas ini diperlukan seiring semakin meningkatnya jumlah santri dengan kemampuan dasar yang berbeda sehingga diperlukan sekolah agar supaya proses belajar mengajar menjadi lebih efisien dan tepat sasaran.
Berbeda dengan sistem wetonan dan sorogan yang dibimbing langsung oleh pengasuh putri, sistem kelas ini dibimbing oleh para ustadzah. Materi pendidikan pun berjenjang sesuai kelasnya masing-masing. Madrasah Diniyah (madin) putri ini memiliki enam jenjang yaitu kelas 1 sampai kelas 6.
Mayoritas materi madrasah diniyah putri adalah ilmu agama. Namun demikian, ada juga ilmu umum dasar seperti matematika dan bahasa Indonesia.
Walaupun sudah menggunakan sistem sekolah dalam proses transmisi keilmuan, namaun sistem wetonan dan sorogan tetap digunakan dan dibimbing langsung oleh pengasuh putri.
2008 Penerbitan Buletn El-Ukhuwah
Pada tahun 2008 Pesantren Putri menerbitkan buletin bulanan dengan tujuan untuk semakin meningkatkan kemampuan nalar kritis santri dan kemampuan jurnalistiknya. Sehingga ke depannya santri diharapkan akan semakin kompetitif.
Nama buletin adalah El-Ukhuwah yang artinya persaudaraan. Nama ini adalah ide dari Ny. Hj. Juwairiyah Arifin salah satu Dewan Pengasuh Pesantren Putri. Sejak awal penerbitannya sampai sekarang, Buletin El-Ukhuwah selalu konsisten terbit setiap sebulan sekali dan tetap eksis sampai saat ini.
2010 Pendidikan Formal MTS MA
Setahun setelah didirikannya pendidikan formal putra pada tahun 2009, maka pada tahun 2010 dibukalah pendidikan formal untuk santri putri dengan nama MTs Al-Khoirot Putri dan MA Al-Khoirot Putri.
Mengapa tahun berdirinya antara putra dan putri berbeda, tidak bersamaan? Karena gedung madrasah tsanawiyah dan madrasah aliyah putri baru dapat ditempati pada Mei tahun 2009.
Sudah menjadi kebijakan pesantren Al-Khoirot bahwa santri putra dan putri harus dipisah secara total tidak hanya guru, siswa dan santri, tapi juga termasuk gedungnya, baik gedung sekolah, gedung asrama, dan gedung kantor tata usaha. Hal ini menjadi prinsip dari pondok pesantren Al-Khoirot sejak ia pertama didirikan oleh Kyai Syuhud Zayyadi pada tahun 1963. Baca: Sejarah Pesantren Al-Khoirot
Pendidikan formal MTS dan MA wajib diikuti oleh seluruh santri putri yang berusia antara 13 sampai 19 tahun. Karena program ini merupakan program unggulan yang bertujuan agar setiap santriwati memiliki keseimbangan antara kualitas keilmuan agama, wawasan keilmuan umum dan memenuhi syarat secara legal formal untuk berkompetisi di luar pesantren. Dan agar santri putri keluaran MA Al-Khoirot dapat melanjutkan ke jenjang perguruan manapun baik negeri maupun swasta sesuai jurusan yang dipilih.
Tahun 2012 Berdirinya Tahfidz Al-Quran
Pada tahun 2012 didirikan program Tahfidz Al-Quran Putri. Program ini dibimbing oleh Ny. Lutfiah Karim yang merupakan salah satu Dewan Pengasuh Pesantren Putri.
Program tahfidz Al-Quran ini bertujuan untuk mencetak santri solehah yang memiliki peran untuk:
- Berkontribusi dalam menjaga kelestarian dan keaslian Al-Quran.
- Komitmen pada ajaran Islam semakin kuat.
- Belajar Islam dari salah satu sumber utamanya (di samping hadits dan ulama fiqih).
Peserta program tahfidz tetap diwajibkan untuk mengikuti program wajib yang lain seperti Madrasah Diniyah, Quran tartil, pengajian pengasuh dan bahasa Arab. Sedangkan pendidikan formal bersifat opsional bagi santri tahfidz.
Mengapa santri tahfidz masih wajib mengikuti madrasah diniyah?
Pertama, karena pada dasarnya hafal Quran tidak otomatis faham akan makna dan maksud dari Al-Quran. Sedangkan makna dan maksud dari isi kandungan Al-Quran itu dipelajari di madrasah diniyah dan pengajian kitab kuning oleh pengasuh.
Kedua, karena hafal Qur’an tanpa memahami maknanya dan tanpa mempelajari kitab-kitab kuning akan berakibat kurang positif pada santri yang bersangkutan secara mental. Seperti santri merasa sombong karena sudah hafal, padahal wawasan ilmu agamanya nol.
Di samping itu, belajar Al-Quran saja, kendati memahami makanya, belum cukup untuk memahami syariah Islam. Karena mayoritas hukum Islam berasal dari hadits Nabi dan ijtihad ulama yang itu terdapat dalam kitab kuning.
Tahun 2013 Bahasa Arab Modern
Pada tahun 2013, mulai diperkenalkan program bahasa Arab aktif. Program ini bertujuan untuk semakin mengoptimalkan kemampuan santri yang selama ini sudah menguasai grammatika bahasa Arab dan kitab kuning namun kurang menguasai bahasa Arab modern yang bisa digunakan dalam percakapan dan kehidupan sehari-hari.
Program ini dibimbing oleh Ustadzah Yuyun Dahlia Ali pengajar Bahasa Arab dan Inggris di MTS Al-Khoirot Putri.
Lebih detail baca: Bahasa Arab Modern
Sistem Salaf Tetap Dipertahankan
Kendatipun Pesantren Putri telah mentransformasikan dirinya menjadi pesantren modern, namun sistem salaf tetap dipertahankan secara tegas dan konsisten. Tekad ini bukan hanya dalam teori, tapi juga diperkuat dalam bentuk kebijakan pendukung sebagai berikut:
- Setiap santri putri wajib mengikuti program pengajian kitab kuning oleh pengasuh putra setiap jam 5 s/d 6 pagi. Kitab yang dikaji adalah Tafsir Jalalain, Sahih Bukhari, Al-Umm Syafi’i, Fathul Wahab, Muhadzab, Iqna’. Pengajian ini diikuti melalui pengeras suara.
- Setiap santri putri wajib mengikuti pengajian kitab oleh pengasuh putri pada setiap jam 19.30 s/d 20.30 setiap hari kecuali Senin malam dan Kamis malam.
- Setiap santri putri wajib mengikuti sekolah madrasah diniyah pada jam 13.00 s/d 15.00 setiap hari kecuali hari Jum’at.
- Setiap siswi sekolah formal wajib tinggal di dalam kompleks pesantren, menjadi santri reguler dan mengikuti seluruh kegiatan wajib di atas. Aturan ini tanpa pengecualian termasuk bagi siswi yang lokasinya sangat dekat dengan kompleks pesantren, mereka tetap harus tinggal di dalam pesantren.
Dengan kebijakan di atas, maka santri putri Al-Khoirot dapat mempelajari ilmu agama secara komprehensif.
Biaya dan Proses Pendaftaran
Ada dua tipe santri yang mondok di Pesantren Putri Al-Khoirot. Pertama, santri usia antara 12 sampai 19 tahun saat masuk pondok. Santri kategori pertama ini wajib mengikuti sekolah formal dan madrasah diniyah. Biaya pendaftaran bagi kategori ini adalah Rp. Rp. 800.000 (delapan ratus ribu) untuk masuk MTS (SLTP), dan Rp. 775.000 (tujuh ratus tujuhpuluh lima ribu) untuk masuk MA (SLTA). Rincian detailnya lihat di sini.
Kedua, santri yang berusia di atas 20 tahun. Santri kategori ini hanya wajib mengikuti madrasah diniyah (madin). Biaya daftar masuk adalah Rp. 415.000 (empat ratus limabelas ribu).
Catatan:
- Santri kategori pertama wajib mengikuti sekolah formal dan madin.
- Program opsional seperti Tahfidz Quran dan Tata Busana adalah gratis.
Aturan Dan Tata Tertib Pesantren Putri
Berikut beberapa aturan dasar dari pesantren putri Al-Khoirot:
Kewajiban:
- Mengikuti seluruh kegiatan pesantren.
- Mengikuti madrasah diniyah
- Mengikuti sekolah formal kecuali yang sudah lulus atau tidak memenuhi syarat secara usia atau adminstrasi.
- Hidup sederhana.
- Berakhlak mulia pada siapapun: tawadhu, kerja keras, empati dan dedikasi.
Larangan
- Membawa HP. Untuk menelpon atau menerima telpon dengan orang tua disediakan oleh pesantren.
- Membawa Laptop.
- Kuliah di luar.
- Bertemu laki-laki kecuali yang ada hubungan mahram seperti orang tua, saudara kandung, paman kandung.
- Dll.
BACA ARTIKEL TERKAIT: