Bahasa Arab Klasik atau Bahasa Arab Al-Quran Al-Khoirot adalah program unggulan utama Pondok Pesantren Al-Khoirot (PPA) Malang. Karena, sebagian besar program pendidikan di Madrasah Diniyah dan Pengajian Pengasuh PPA mengharuskan santri untuk memiliki kemampuan menguasai Bahasa Arab Al-Quran ini. Sekali lagi, ini menunjukkan bahwa PPA memiliki akar kuat sebagai pesantren salaf. Baca: Beda Pondok Modern, Pesantren Salaf dan Mahad Salafi
DAFTAR ISI
- Penguasaan Ilmu Gramatika Bahasa Arab
- Tiga Tipe Bahasa Arab: Klasik, Modern, Dialek Lokal
- Manfaat Menguasai Bahasa Arab Klasik Al-Quran
- Definisi Bahasa Arab Klasik Al-Quran
- Cara Dapat Membaca dan Memahami Kitab Klasik
- Bidang Studi
- Beda Bahasa Arab Klasik dan Modern
- Bahasa Arab Amiyah (Dialek Lokal)
- Pengajian Kitab oleh Pengasuh
- Nama Kitab Kajian
Identitas sebagai pesantren salaf ini bisa dilihat dari (a) kewajiban santri untuk mengikuti program Madrasah Diniyah; (b) materi yang dipelajari pada lembaga pendidikan madrasah diniyah (Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Ma’had Aly); (c) materi yang dipakai pada pengajian kitab kuning oleh pengasuh semuanya bertujuan untuk meningkatkan penguasaan keilmuan agama Islam dalam berbagai bidang studi yang ditulis dalam Bahasa Arab Klasik Al-Quran yang biasa disebut dengan kitab kuning (Arab: al-kutub al-turatsiyah) dan menjadikan Bahasa Arab Klasik sebagai lingua franca (bahasa pengantar utama) dari kitab-kitab kajian.
PENGUASAAN ILMU GRAMATIKA BAHASA ARAB
Penguasaan Bahasa Arab Klasik Al-Quran di Al-Khoirot dimulai dari pembelajaran hal yang paling fundamental yaitu gramatika dasar bahasa Arab meliputi ilmu Nahwu dan Sharaf. Kitab yang digunakan mulai dari bawah antara lain Matan Ajurumiyah (متن الآجرومية) karya Muhammad bin Ajurum, Al-Amtsilah Al-Tashrifiyah (الأمثلة التصريفية) karya Muhammad bin Ma’shum bin Ali, Nazham Al-Durroh Al-Bahiyyah lebih dikenal dengan sebutan Nazham Imrithi karya Al-Imrithi, Nadzam Maqshud fi Ilm Al-Sharf karya Al-Tahtawi, Mutammimah Al-Ajurumiyah karya Al-Ruaini, Alfiyah Ibnu Malik karya Al-Andalusi, dan Syarah Ibnu Aqil ala Alfiyah ibni Malik karya Abdullah bin Abdurrahman bin Aqil.
Selanjutnya pada level pendidikan yang lebih tinggi dikaji pula ilmu sastra Arab dan logika yaitu ilmu balaghah, ma’any, bayan, badi’ dan ilmu mantiq. Kitab yang dikaji antara lain Al-Jauhar Al-Maknun fi Shinf Tsalatsah Al-Funun karya Abu Zaid Abdurrahman bin Muhammad Al-Shaghir Al-Akhdari, Sullam Al-Munawraq juga karya Abu Zaid Abdurrahman bin Muhammad Al-Shaghir Al-Akhdari.
Walaupun kajian Bahasa Arab Klasik menempati porsi yang cukup besar di Al-Khoirot, sebagaimana di pesantren salaf yang lain, namun satu hal yang perlu dicatat bahwa penguasaan Bahasa Arab baik klasik maupun yang modern hanyalah sarana, bukan tujuan. Itulah sebabnya kami menyebutnya sebagai ilmu alat karena ia menjadi sarana atau jembatan untuk memahami ilmu-ilmu Islam yang begitu luas.
Jadi, menguasai gramatika bahasa Arab dan menguasai cara membaca dan memahami kompleksitas artikulasi dan struktur kalimat yang ada pada kitab-kitab kuning adalah jembatan untuk mencapai tujuan utama yakni memahami khazanah keilmuan Islam dari sumbernya yang asli yakni bahasa Arab klasik Al-Qur’an.
TIGA TIPE BAHASA ARAB: KLASIK, MODERN, DIALEK LOKAL
Tidak banyak yang tahu bahwa bahasa Arab ada tiga jenis yaitu bahasa Arab klasik, bahasa Arab modern, dan bahasa Arab amiyah. Antara bahasa Arab klasik dan modern ada kemiripan, namun bahasa Arab amiyah atau bahasa Arab dialek lokal berbeda jauh baik apabila dibandingkan dengan BAK dan BAM dan bahkan antara satu negara Arab dengan negara Arab yang lain yang bisa tidak saling memahami. Baca detail: Beda Arab modern, klasik dan Amiyah.
Oleh karena itu, di Pesantren Al-Khoirot dua jenis bahasa Arab yakni modern dan klasik sama-sama dipelajari. Bahasa Arab klasik dipelajari untuk dapat memahami literatur keilmuan Islam, sedangkan bahasa Arab modern dipelajari untuk memahami bahasa Arab kekinian yang dipakai pada media (TV, cetak, online, jurnal), dokumen resmi, korespondensi, percakapan resmi di negara yang berbahasa Arab, dan lain-lain. Baca: Manfaat Bahasa Arab Modern, Klasik, dan Amiyah
MANFAAT MENGUASAI BAHASA ARAB KLASIK
Belajar dan menguasai bahasa Arab Klasik (Al-Arabiyah Al-Turatsiyah) memiliki manfaat antara lain:
a. Dapat membaca dan memahami makna Al-Quran, Al-Sunnah (hadits Nabi) dari sumbernya yang asli beserta penjelasan para ulama ahli tafsir (mufassir) tentang maksud suatu ayat dan ahli hadits (Arab: muhaddits, al-hafizh) tentang pengertian dan pemahaman suatu hadits dari berbagai konteksnya. Baik konteks syariah maupun dari segi status kesahihan hadits.
b. Dapat membaca dan memahami segala bentuk literatur akademis klasik (al-kutub al-turatsiyah) yang ditulis oleh para ulama salaf dalam berbagai bidang ilmu agama Islam meliputi Tauhid, fiqih, lughoh, tashawwuf, mantiq, tajwid, dan lain-lain yang dikenal di Indonesia dengan sebutan Kitab Kuning.
c. Dapat menjadi peneliti dan pakar di segala bidang studi ilmu-ilmu Islam dan menjadi ulama Islam yang betul-betul mumpuni.
Dari ketiga manfaat di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi seorang ulama yang ahli di bidang Quran, hadits, fiqih, sejarah, sastra Arab, ilmu hisab, ilmu falak, dan lainnya maka diperlukan kemampuan dan penguasaan Bahasa Arab Klasik.
DEFINISI BAHASA ARAB KLASIK AL-QURAN
Bahasa Arab Klasik (BAK), juga dikenal dengan Bahasa Arab Quran (BAQ) atau terkadang disebut Bahasa Arab Mudhari, adalah bentuk bahasa Arab yang dipakai sebagai teks literatur dari zaman Umayah dan Abbasiyah (abad ke-7 sampai ke-9 masehi). BAK berdasarkan pada dialek suku-suku Arab abad pertengahan. Sedangkan bahasa Arab Modern (BAM) adalah keturunan langsung yang dipakai saat ini di seluruh dunia Arab dalam penulisan dan pembicaraan formal, misalnya, untuk pidato tertulis, siaran radio, dan kandungan selain entertainment. Walaupun leksikan dan gaya BAM berbeda dengan BAK, tapi morfologi dan sintaksnya pada dasarnya tidak berubah. Di dunia Arab, antara BAK dan BAM sama-sama disebut sebagai al-fuasha (الفصحى), artinya yang fasih.
MORFOLOGI
Bahasa Arab Klasik (BAK) adalah salah satu bahasa Semitik, dan karena itu memiliki banyak persamaan dalam segi pengucapan dan konjugasi dengan bahasa Assyiria, Hebrew, Akkadian, Aramaik dan Amharik. Sebagaimana bahasa Semitik yang lain, bahasa Arab memiliki morfologi yang tidak konkatenatif.
Contoh:
kataba (كتب), dia (sudah) menulis
yaktubu (يكتب), dia (akan, sedang) menulis
maktubun (مكتوب), ditulis (kata-kata)
kitaabun (كتاب), buku
kutubun (كتب), buku-buku (jamak taksir)
kitaabatun (كتابة), tulisan
kitaabaatun (كتابات), tulisan-tulisan (jamak muannas salim)
maktabun (مكتب), meja
maktabatun (مكتبة), perpustakaan
kaatibun (كاتب), penulis
kaatibuuna (كاتبون), penulis-penulis (jamak mudzakkar salim)
kuttaabun (كتاب), penulis-penulis (jamak taksir)
miktaabun (مكتاب), alat tulis
Kata-kata di atas semuanya memiliki keterkaitan dengan menulis, dan semuanya mengandung tiga konsonan K-T-B (ك ت ب). Grup konsonan ini disebut akar (Arab: asal). Ahli gramatika berasumsi bahwa akar ini memiliki makna dasar dari tulisan, yang meliputi seluruh obyek atau aksi yang melibatkan tulisan. Oleh karena itu, seluruh kata di atas dianggap sebagai bentuk modifikasi dari akar ini, dan diperoleh atau berasal darinya dalam hal tertentu.
GRAMATIKA
Kaidah tata bahasa dalam bahasa Arab mengalami perkembangan pada akhir abad ke-8. Ahli gramatika paling awal adalah Abdullah bin Abu Ishaq. Usaha-usaha yang dilakukan pada tiga generasi sebelumnya berpuncak pada buku karya sarjana asal Persia bernama Sibawaih.
FONOLOGI
Bahasa Arab Klasik (BAK) memiliki tiga pasang vowel panjang dan pendek yaitu a, i, dan u.
BAK pada esensinya memiliki kesamaan kuat dengan gaya bahasa puitis penyair pra Islam (syair jahili), dialek standar yang berbasis dialek konservatif semenanjung Arabia timur. Ciri khas ini diadopsi di Makkah, dalam bentuk yang diadaptasi pada fonologi dialek Makkah sehari-hari pada saat itu. Dari bentuk inilah yang dipakai dalam Al-Quran. Al-Quran kemudian secara fonetis menjadi standar gaya puitis bahasa Arab.
CARA DAPAT MEMBACA KITAB KLASIK
Tujuan utama menguasai Bahasa Arab Klasik adalah untuk dapat membaca dan memahami buku-buku literatur Islam dalam berbagai bidang studi keilmuan yang mayoritas tidak memakai harkat (kecuali teks Quran dan hadits) dan memiliki perbedaan dalam pemakaian kosa kata dengan Bahasa Arab Modern.
Penguasaan Bahasa Arab Al-Quran ini bukan untuk mampu berbicara, berpidato, mendengar berita di televisi Arab, membaca dokumen resmi, membaca berita di media cetak dan online. Karena, kemampuan-kemampuan ini menjadi tugas Bahasa Arab Modern.
1. Penguasaan Gramatika Dasar
Karena bahasa Arab klasik dan bahasa Arab modern sama-sama masuk dalam kategori al-fusha (bahasa standar), maka syarat dasar untuk menguasai keduanya tidak berbeda yaitu harus menguasai gramatika dasar bahasa Arab meliputi ilmu nahwu dan ilmu sharaf. Kitab standar yang direkomendasikan untuk dipelajari, lihat di sini.
2. Banyak Membaca Kitab Klasik
Setelah menguasai dasar-dasar gramatika bahasa Arab, maka langkah selanjutnya adalah yang terpenting dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar yaitu banyak berlatih menambah kosa kata dengan cara banyak membaca dan memahami kitab-kitab literatur klasik. Pastikan kamus bahasa Arab selalu ada di samping kita. Untuk kamus Arab-Indonesia, Al-Munawwir sangat direkomendasikan kalau yang lebih kecil Arab-Indonesia karya Mahmud Yunus bisa juga dipakai walaupun kurang lengkap.
Pada saat berlatih membaca dan menambah perbendaharan kosa kata, jangan lupa untuk selalu mencatat dan mengingat (a) kata kerja yang intransitif (lazim) dan transitif (muta’addi); (b) membedakan antara transifit langsung dengan transitif dengan huruf jar (bil ghair); (c) harkat ain fi’il madhi dan mudharik dari fi’il tsulatsi; (d) bentuk masdar dan isim fa’il dari fi’il tsulatsi.
3. Pilih Bidang Studi
Dapat membaca dan menerjemah literatur Arab klasik belum tentu kita dapat memahaminya. Karena, sebagaimana disebut di muka, literatur Arab klasik terdiri dari banyak disiplin ilmu. Dan setiap disiplin ilmu memiliki kesulitannya masing-masing. Filsafat, aqidah, mantiq, sastra Arab, ushul fiqih, fiqih memiliki kerumitan yang lebih tinggi dibanding, misalnya, sejarah Islam, akhlak, hadits atau tafsir.
Oleh karena itu, untuk tahap awal pilih kitab kuning yang bergenre tafsi, hadits, fiqih, sejarah, akhlak yang umumnya lebih mudah dibaca dibading yang lain.
4. Belajar Menerjemah dan Menulis
Setelah cukup kosa kata yang dikuasai, maka mulailah belajar menulis dengan dua cara yaitu: (a) menerjemah kitab-kitab kuning klasik; dan (b) menulis dengan gaya bahasa Arab klasik. Menulis dan menerjemah adalah cara terbaik untuk mengingat kosa kata yang sudah dihafal dan sekaligus mempraktikkan kemampuan gramatika kita.
Sebagaimana diketahui, Bahasa Arab Klasik hanya untuk dua tujuan yaitu untuk dapat memahami literatur klasik, menerjemah dan menuliskannya. Untuk berbicara dan memahami berita portal dan tv, diperlukan kemampuan lain yaitu bahasa Arab Modern. Baca: Bahasa Arab Modern
BIDANG STUDI
Kitab literatur yang menggunakan bahasa Arab klasik tidak terbatas meliputi berbagai bidang studi agama, sains, filsafat, dan lain-lain. Namun di pesantren Al-Khoirot kami membatasi kajian pada buku-buku literatur bidang studi agama Islam. Di bidang inipun, kajian masih terbagi pada beberapa bidang studi keislaman meliputi Al-Quran dan Tafsir Al-Quran, hadits, ilmu hadits, fiqih, ushul fiqih, aqidah, sejarah Islam, dan akhlak, dan lain-lain.
ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR QURAN
Bahasa Arab klasik digunakan sebagai bahasa Al-Quran dan semua tafsir Al-Quran baik yang ditulis ulama salaf (klasik) maupun ulama kontemporer (muashir).
HADITS, SYARAH HADITS DAN ILMU HADITS
Kemampuan bahasa Arab klasik diperlukan untuk memahami bahasa yang digunakan dalam hadits Nabi, kitab-kitab syarah hadits dan ilmu mustholah hadits yaitu ilmu untuk memahami status hadits sahih, hasan atau dhaif.
ILMU FIQIH DAN ILMU USHUL FIQIH
Fiqih adalah ilmu hukum Islam yang bersumber dari Quran, hadits, ijmak ulama, qiyas dan ijtihad ulama. Kitab-kitab fiqih dipakai untuk menjawab persoalan hukum yang dihadapi umat Islam dan memberikan solusinya.
Dalam melakukan suatu pengambilan hukum (istinbath al-hukm), ulama mujtahid “meramu” dua sumber utama yakni Quran, hadits berdasarkan pemahamannya dan pandangan ulama lain berdasarkan suatu metode yang disebut dengan ushul fiqih.
ILMU AKIDAH, AKHLAK, TASAWUF DAN SEJARAH
Bahasa Arab klasik juga diperlukan untuk memahami ilmu akhlak, sejarah Islam dan ilmu akidah yaitu ilmu yang terkait dengan sifat-sifat Allah dan hubungannya dengan makhluknya. Akidah adalah ilmu tentang keimanan yang diformulasikan dengan memakai sarana ilmu mantiq dan filsafat.
PENGAJIAN KITAB OLEH PENGASUH
Pengajian Kitab oleh Pengasuh adalah salah satu program utama pesantren. Pengajian kitab Tafsir Jalalain, Sahih Bukhari, Al-Umm, Minhajul Abidin dan Ta’limul Muta’allim harus diikuti oleh seluruh santri, putra dan putri. Sedangkan kitab-kitab yang lain hanya diikuti oleh santri madrasah diniyah kelas 5 ke atas.
Bahasa Arab klasik dipelajari secara intensif untuk memungkinkan para santri dapat memahami literatur keilmuan Islam secara mandiri dalam berbagai bidang studi yang dikenal dengan sebutan kitab kuning.
Daftar nama kitab yang dikaji Dewan Pengasuh
1. Al-Umm Imam Syafi’i | 9. Muhadzab |
2. Sahih Bukhori | 10. Iqna’ |
3. Tafsir Jalalain | 11. Ibnu Aqil Syarah Alfiyah Ibnu Malik |
4. Ihya Ulumuddin | 12. Fiqih Sirah Al-Buthi |
5. Tafsir Ayat Ahkam Al-Shabuni | 13. Idah Al-Mubham (Mantiq) |
6. Ibanatul Ahkam Alawi Al-Maliki | 14. Ta’limul Muta’allim |
7. Jam’ul Jawamik | 15. Minhajul Abidin |
8. Fathul Wahab | 16. Ilmu Ushul Al-Fiqh |
Artikel ini Bahasa Arab Klasik Al-Quran Al-Khoirot muncul pertama kali di Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang.