10 Alasan memilih Pesantren Al-Khoirot sebagai pilihan terbaik bagi generasi muda Islam yang ingin belajar ilmu agama secara mendalam dan memperbaiki akhlaknya di pesantren. Ponpes yang berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur ini menerapkan sistem salaf dan modern.
DAFTAR ISI
- KEMAMPUAN MEMBACA QURAN SECARA TARTI
- PENGAJIAN KITAB KUNING DIBIMBING LANGSUNG OLEH PENGASUH
- MADRASAH DINIYAH
- SEKOLAH FORMAL MTS DAN MA
- PEMISAHAN PUTRA PUTRI SECARA KETAT
- SISTEM SALAF DAN MODERN
- PROGRAM TAHFIDZ
- PROGRAM BAHASA ARAB
- BIAYA MURAH, MASUK MUDAH DAN FASILITAS MEMADAI
- PENDIDIKAN AKHLAK MULIA, HIDUP SEDERHANA DAN TOLERAN
1. KEMAMPUAN MEMBACA QURAN SECARA TARTIL
Mampu membaca Al-Quran dengan baik, benar dan tartil sesuai dengan makhraj dan tajwidnya yang meliputi panjang pendek bacaan, makharijul huruf Arab atau pronunciation, idgham, ikhfak, dan lain-lain adalah sangat penting. Oleh karena itu, pelatihan membaca Al-Quran dilakukan setiap hari setelah Maghrib yang dilakukan secara berkelompok dan setiap kelompok (halaqah) dibimbing oleh seorang ustadz yang terlatih.
Kemampuan membaca Al-Quran dengan tartil adalah kemampuan dasar yang utama yang harus dimiliki oleh semua santri. Tidak ada gunanya mampu berbicara bahasa Arab atau menguasai kitab kuning apabila kemampuan membaca Al-Quran tidak bisa dilakukan dengan baik dan benar. Karena membaca Al-Quran dengan tartil adalah perintah Allah (QS Al-Muzammil :4).
Ibnu Ghazi menyatakan: Ulama sepakat (ijmak) bahwa membaca Al-Quran secara tartil dan sesuai tajwid adalah fardhu ain bagi setiap muslim. Sedangkan mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah.
Di samping itu, kewajiban utama seorang muslim setiap harinya adalah melaksanakan shalat yang di dalamnya terdapat kewajiban bacaan Al-Quran seperti Al-Fatihah dan surat-surat pendek lain. Oleh karena itu, santri harus mampu membaca Al-Quran dengan benar. Baik sebagai makmum maupun sebagai imam dalam shalat berjamaah.
Baca detail: Program Quran Tartil Al-Khoirot
2. PENGAJIAN KITAB KUNING DIBIMBING LANGSUNG OLEH PENGASUH
PENGAJIAN KITAB BERBAHASA ARAB BERBAGAI BIDANG STUDI MELIPUTI TAFSIR QURAN, HADITS, FIKIH, TASAWUF, AQIDAH, LUGHOH OLEH PENGASUH
Inilah salah satu ciri khas Ponpes Al-Khoirot yang tidak terdapat di pesantren lain terutama yang modern: yaitu para santri dibimbing langsung oleh Dewan Pengasuh untuk belajar kitab-kitab berbahasa Arab tingkat tinggi. Di sejumlah pesantren, terutama yang bersistem modern, pengasuh pesantren biasanya hanya berfungsi sebagai direktur atau manajer tanpa ikut membimbing santri secara langsung.
Setiap pagi setelah shalat Subuh, semua santri harus mengikuti pengajian kitab kuning yang dibimbing langsung oleh para pengasuh Ponpes Al-Khoirot. Kitab kuning yang dikaji meliputi:
(a) Al-Umm Imam Syafi’i, Tafsir Quran Jalalain, hadits Sahih Bukhari setiap hari Sabtu dan Rabu pagi.
(b) Al-Muhadzab Syairozi, Fathul Wahab Al-Anshari, Iqna’ setiap hari Minggu dan Kamis pagi.
(c) Aqidah dan tasawuf setiap hari Minggu sore.
(d) Fiqih Sirah dan Mantiq setiap hari Senin pagi.
(e) Syarah Ibnu Aqil (Ilmu Nahwu dan Sharaf) setiap hari Selasa pagi.
Dari setiap kitab di atas yang dikaji di Ponpes Al-Khoirot, kitab Al-Umm karya Imam Syafi’i merupakan kitab fikih madzhab Syafi’i yang hanya dikaji di PPA. Tidak ada pesantren salaf lain yang mengkaji kitab induk mazhab Syafi’i ini; apalagi pondok modern. Baca: Kitab Kuning
3. MADRASAH DINIYAH
Semua santri wajib mengikuti pendidikan madrasah diniyah yaitu sekolah yang hanya mengajarkan bidang studi ilmu agama saja meliputi Al-Quran, Hadits, fikih, ushul fiqih, ilmu tata bahasa Arab (Nahwu, Shorof, Balaghah, mantiq), sejarah Islam dan aqidah.
Madrasah Diniyah memiliki 3 (tiga) jenjang yaitu Ibtidaiyah terdiri dari I’dad sampai Wusthu 2 (6 tahun), Tsanawiyah atau Ulya 1 dan Ulya 2 (2 tahun) dan Ma’had Aly.
Adapun waktu pelaksanaan madrasah diniyah adalah setelah shalat Isya sekitar pukul 19.30 sampai 21.00 untuk tingkat I’dad sampai Wustho. Sedangkan tingkat Ulya dilakukan setelah Ashar dan Ma’had Aly dilakukan setelah jam 21.00 WIB.
Dengan diwajibkannya setiap santri mengikuti madrasah diniyah (madin), maka santri akan memiliki bekal kemampuan ilmu agama yang cukup ketika keluar dari pesantren walaupun seandainya ia hanya 3 tahun berada di pesantren. Baca detail: Madrasah Diniyah
4. SEKOLAH FORMAL MTS DAN MA
Semua santri wajib mengikuti pendidikan formal Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) kecuali bagi mereka yang berusia di atas 20 tahun atau sudah lulus SLTA. Pendidikan formal kami anggap penting karena ia menjadi prasyarat bagi setiap pelajar untuk dapat melanjutkan studi ke jenjang formal yang lebih tinggi yakni Sarjana (S1) dan Pascasarjana (S2 dan S3). Di samping itu, pendidikan formal juga dapat menambah wawasan keilmuan dan berorganisasi. Formalitas saat ini sangat penting karena ia menjadi standar minimal atas kualitas seseorang.
Baca detail:
5. PEMISAHAN PUTRA PUTRI SECARA KETAT
Salah satu tujuan utama PPA adalah mencetak santri berakhlak mulia. Standar minimal dari akhlak mulia adalah melaksanakan syariah Islam yang wajib dan halal dan menjauhi larangannya yang haram. Sebagai implementasi dari tujuan ini, hal pertama dan mendasar yang dilakukan adalah pemisahan (segregasi) santri putra dan putri secara ketat di segala lini aktifitas pendidikan. Baik itu pendidikan formal MTS & MA, pendidikan madrasah diniyah, pendidikan kajian kitab kuning, maupun dalam aktifitas harian yang lain.
Segregasi putra putri tidak hanya terbatas pada siswa peserta didik, tapi juga meliputi tenaga pengajar dan tenaga administrasi. Artinya, tenaga pengajar putra adalah laki-laki; sedang tenaga pengajar putri adalah perempuan. Begitu juga tenaga administrasi kantor putra dan putri diisi oleh karyawan sesuai dengan gender. Ini untuk memastikan bahwa santri, tenaga pengajar dan tenaga administrasi hanya fokus pada kegiatan dan pekerjaan masing-masing tanpa terganggu oleh hal-hal lain yang bisa terjadi dalam situasi di mana dua lawan jenis bukan mahram berkumpul dalam tempat dan lokasi yang sama dalam waktu yang lama. Baca: Ponpes Putri
6. SISTEM SALAF DAN MODERN
Menjalankan dua sistem yang berbeda antara sistem salaf dan modern sekaligus tidaklah mudah. Namun, dengan kerja keras dan kedisiplinan yang tinggi dari semua pihak (stake holder), sistem ini berjalan dengan efektif dan efisien. Santri Al-Khoirot tidak hanya mengikuti pendidikan formal, tapi juga dibekali dengan berbagai ilmu agama yang dipelajari di madrasah diniyah. Santri tidak hanya bisa membaca kitab kuning, tapi juga bisa secara aktif berbicara Bahasa Arab (bagi peserta Dauroh Arabi) dan hafal Al-Quran (bagi peserta program Tahfidz).
Baca detail: Beda Pesantren Salaf, Modern dan Salafi
7. PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN
Tahfidz atau menghafal Al-Quran adalah program khusus yang bersifat opsional atau pilihan. Peserta program ini tidak harus menghafal 30 juz. Ia, misalnya, bisa saja mengambil program juz 30 saja.
Saat ini, menghafal Al-Quran semakin mendapat momentum di Indonesia. Para hafidz dan hafidzoh cilik atau remaja sering tampil di TV dan dilombakan. Sejumlah universitas pun menawarkan beasiswa penuh bagi hafidz dan hafidzah. Di Malang, ada dua universitas yakni UIN Maliki Malang dan Universitas Negeri Malang atau UM yang menawarkan beasiswa penuh bagi penghafal Al-Quran. Ini semakin memotivasi generasi muda untuk menjadi hafidz dan hafidzoh.
Peserta tahfidz tidak dikenakan tambahan biaya. Baik biaya awal atau infak bulanan. Baca detail: Tahfidz Al-Quran
8. PROGRAM BAHASA ARAB MODERN
Program intensif Bahasa Arab adalah program opsional atau pilihan. Sama dengan program tahfidz. Jadi, santri boleh memilih untuk mengikuti program ini atau tidak. Bahkan, tidak semua peminat boleh mengikuti program ini. Akan ada seleksi terlebih dahulu untuk memastikan bahwa peminat memiliki kemampuan dasar yang diperlukan dan keinginan kuat untuk mengikutinya.
Sebagaimana program tahfidz, tidak ada biaya tambahan untuk mengikuti program bahasa Arab ini. Baca detail: Bahasa Arab Modern.
9. BIAYA MURAH, MASUK MUDAH DAN FASILITAS MEMADAI
Ini keunggulan yang mungkin tidak mudah didapat di pesantren lain. Kalau di pesantren modern saja sudah cukup mahal, maka semestinya ponpes Al-Khoirot sebagai pesantren yang mengombinasikan sistem salaf dan modern akan jauh lebih mahal karena semakin banyaknya program membutuhkan semakin banyak tenaga pengajar dan biaya.
Namun kenyataannya tidaklah demikian. Dengan kegiatan yang padat dan kualitas belajar mengajar relatif memadai, serta pengembangan infrastruktur yang terus dibangun, PPA tetap berpijak pada tujuan awal dari berdirinya pesantren ini: bahwa Pondok Pesantren Al-Khoirot harus bisa diakses oleh semua kalangan tanpa memandang kemampuan dan latar belakang ekonomi.
Yang tak kalah pentingnya lagi adalah mudahnya untuk diterima di PPA. PPA dalam hal penerimaan santri menganut sistem salaf di mana semua santri yang ingin mondok akan langsung diterima tanpa diseleksi lebih dahulu. Kami berpandangan bahwa setiap calon santri yang ingin belajar di pesantren pasti memiliki niat baik untuk belajar agama, belajar akhlak dan menjalankan syariah, oleh karena itu kurang elok kalau niat yang baik itu tidak diakomodir. Dengan demikian, seluruh calon santri akan langsung diterima di PPA asal mereka bersedia untuk mengikuti aturan dan tata tertib PPA. Baca: Biaya dan Cara Daftar
Namun demikian, kalau ada yang melanggar ketentuan yang ada, maka kami tidak segan-segan memberi sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku di PPA termasuk mengeluarkan santri yang bersangkutan dari pesantren. Baca: Aturan dan Tata Tertib Pesantren
10. PENDIDIKAN AKHLAK MULIA, HIDUP SEDERHANA DAN TOLERAN
Inilah tujuan puncak dari pendidikan di PP Al-Khoirot yaitu pendidikan akhlak. Mencetak santri menjadi ilmuwan yang kompetitif di bidang ilmu agama dan umum adalah program jangka pendek. Sedangkan program jangka panjangnya adalah mencetak santri yang memiliki kepribadian yang berakhlak mulia, jujur dan hidup sederhana.
Hidup sederhana hendaknya tidak diartikan hidup miskin. Hidup sederhana adalah gaya hidup yang tidak konsumtif, tidak hedonis dan tidak mengukur kesuksesan dari gaya hidup mewah. Orang yang menganut gaya hidup sederhana bisa saja seorang yang menjadi Top 100 tokoh terkaya dunia versi Majalah Forbes. Gaya hidup sederhana kami kampanyekan karena ia adalah induk dari berbagai macam kebaikan yang lain seperti jujur, ikhlas, peduli sesama, empati, dan altruisme.
Toleransi juga menjadi penekanan sebagai nilai yang harus dimiliki oleh para santri yang meliputi toleransi sosial dan agama.
Toleransi agama artinya menerima dan memahami adanya keragaman perbedaan dalam masalah furuiyah selagi dalam batas-batas yang dibolehkan agama untuk berbeda. Toleransi agama berarti tidak mudah menghakimi golongan atau kelompokkan lain sebagai kafir, syirik atau bid’ah. Dalam melihat kelompok lain, PPA selalu melihatnya dari kacamata persamaannya. Bukan perbedaannya. Yakni selagi mereka masih mengakui isi kalimah syahadat dan tidak menambahnya, maka mereka adalah muslim sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadits.
Toleransi sosial artinya berlapang dada untuk hidup dalam perbedaan opini dan sikap dengan sesama karena perbedaan suku, tradisi, budaya, sosial dan latar belakang pendidikan.
Toleransi juga bisa berarti bahwa kami bukan saja tidak setuju bahkan mengecam atas berbagai tindakan kekerasan sebagai jalan untuk menyikapi perbedaan.[]
ARTIKEL TERKAIT
- Biaya dan Cara Pendaftaran
- Akidah dan Sistem Pendidikan PPA
- 10 Alasan Mengapa Belajar di MTS & MA Pilihan Terbaik
- Nomor Telpon Kontak Panitia Pendaftaran
- Lokasi Sekolah dan Panduan Perjalanan
- Madrasah Aliyah Al-Khoirot
Artikel ini 10 Alasan Memilih Pesantren Al-Khoirot muncul pertama kali di Pondok Pesantren Al-Khoirot.