Hukum Membayangkan Fisik Allah
assalamualaikum Wr Wb
saya dari Majalengka ustadz ada was-was terkait beberapa hal yg membuat saya merasa tak tenang karenanya.. sangat berharap dapat jawaban terbaiknya dari para ustadz di sini (berikut referensinya kalau bisa).. sebetulnya tadinya saya ingin mengirimkan pertanyaan2 itu sekaligus karena inginnya saya segera tuntasnya semua masalah, namun melihat peraturan, mungkin yg ini dulu saja ya, ustadz..
Dalam Hal Status Keimanan
– sebetulnya bagaimanakah hukum/status seseorang apabila ketika dia MENYEBUTKAN asma Allah (dengan lisan) namun (tanpa sengaja) dengan serta dalam pikirannya terbayang satu bentuk tertentu (yang bentuknya itu seringkalinya nampak tak jelas) tapi pun dia sama sekali tidak meyakini bahwa itu adalah dzat Allah.. sama sekali tidak meyakini itu..
– atau saat hati atau ingatannya MENGINGAT Allah, namun dengan serta dalam pikirannya terbentuk satu bentuk tertentu tapi pun dia tidak meyakini bahwa itu adalah dzat Allah..
Membayangkan Bentuk Allah secara Fisikal
– dan bagaimana juga jika seseorang itu ketika LISANNYA MENYEBUT asma Allah atau INGATANNYA MENGINGAT Allah, namun dengan serta PIKIRANNYA SENGAJA membayangkan satu bentuk tertentu, tapi pun dia sama sekali tidak meyakini bahwa itu adalah dzat Allah, bahkan sedari sebelumnya pun (dia tidak meyakini apa yang akan dibayangkannya itu adalah dzat Allah) karena dia pun paham bahwa Allah itu mukholafatulilhawaditsi.. tak berbentuk, tak bertempat, tak terliputi ruang, waktu maupun arah..
– tapi terkadang juga yang dibayangkan/terbayang oleh dia ketika itu tertampak jelas, seperti berupa lafadz Allah (dalam tulisan Arab) atau yang lainnya, namun sama, samasekali dia tidak meyakini bahwa itu adalah dzat Allah..
Baca: Maksud Allah lebih dekat daru urat leher (urat nadi)
Apakah Membayangkan fisik Allah sebabkan Murtad?
dari ke semua hal2 di atas apakah semuannya menyebabkan murtad, ustadz, ataukah ada sebagiannya yang iya, dan sebagiannya lagi yang tidak (?)
jujur ustadz, saya takut, saya was-was karena saya sering mengalami hal2 tersebut di atas, saya takut barangkali dengan apa yg saya alami tersebut saya menjadi murtad.. dan yang menjadikan perasaan was-was saya bertambah karena setahu saya ini berkaitan pula dengan terputus atau tidaknya pernikahan, sah atau tidaknya sholat, wudu dan lain-lain..
saat saya mengalami hal2 tersebut sering ustadz saya tutup dengan membaca syahadat karena takutnya saya barangkali murtad, tapi dengan saya melakukan itu keinginan/dorongan2 itu seringkali malah tambah menjadi,..
mohon dengan sangat jawaban dan solusinya dari para guru di sini.. jika memang iya menyebabkan murtad apakah yang semestinya saya perbuat ?
[pernah baca : +_”kalau baru waswas itu tidak mengapa.. karena waswas tak ada hukum buatnya.. yang terhukumi itu apabila telah yakin atau bila sampai diucap.” itu bagaimana.. apakah bisa diterapkan untuk kasus saya?]
wassalamualaikum wr wb..
JAWABAN
Hukum Membayangkan Fisik Allah adalah Haram tapi Tidak Menyebabkan Murtad
Memikirkan atau membayangkan zat Allah itu dilarang. Namun itu tidak berakibat murtad. Ulama Ahlussunnah wal Jamaah tidak mudah memurtadkan seorang muslim kecuali dia sendiri yang keluar dari Islam, atau menghalalkan perkara yang disepakati haramnya atau tidak mewajibkan sesuatu yang disepakati ulama atas wajibnya.
URAIAN
Pikirkan Anugerah Allah dan Makhluk Allah
Hadis-hadis terkait larangan memikirkan zat Allah dan hendaknya lebih memikirkan anugerahNya, ciptaannya dan makhluknya sbb:
1. Hadis dari Ibnu Umar
تَفَكَّرُوا فِي آلَاءِ اللَّهِ ، وَلَا تَفَكَّرُوا فِي اللَّهِ
Artinya: Berfikirlah tentang nikmat-nikmat Allah dan jangan kalian berfikir tentang (zat) Allah.
Hadis di atas dari Sahabat Ibnu Umar diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dalam Tafsirnya (12111); Tabrani dalam Al-Mu’jam Al-Ausat (6319); Al-Laka’i dalam Syarah Ushul I’tiqad Ahlissunnah Wal Jamaah (458); Al-Baihaqi dalam Sya’bul Iman (927).
2. Hadis dari Sahabat Abdullah bin Salam
خَرَجَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى نَاسٍ مِنْ أَصْحَابِهِ وَهُمْ يَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ اللهِ ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:” فِيمَ تَتَفَكَّرُون ” ، قَالُوا: نَتَفَكَّرُ فِي اللهِ قَالَ:” لَا تُفَكِّرُوا فِي اللهِ ، وَتَفَكَّرُوا فِي خَلْقِ اللهِ ؛ فَإِنَّ رَبَّنَا خَلَقَ مَلَكًا قَدَمَاهُ فِي الْأَرْضِ السَّابِعَةِ السُّفْلَى ، وَرَأْسُهُ قَدْ جَاوَزَ السَّمَاءَ الْعُلْيَا، مَا بَيْنَ قَدَمَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ مَسِيرَةُ سِتِّمِائَةِ عَامٍ، وَمَا بَيْنَ كَعْبَيْهِ إِلَى أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ مَسِيرَةُ سِتِّمِائَةِ عَامٍ، وَالْخَالِقُ أَعْظَمُ مِنَ الْمَخْلُوقِ
Artinya: Nabi pernah keluar menemui para Sahabat yang sedang memikirkan tentang ciptaan Allah. Nabi bertanya pada mereka: Apa yang kalian pikirkan? Mereka menjawab: Kami berfikir tentang Allah. Nabi bersabda: Jangan memikirkan tentang Allah. Pikirkan ciptaanNya. Sesungguhnya Tuhan kita telah menciptakan malaikat yang kedua kakinya di bumi lapis ketujuh terbawah sedangkan kepalanya melewati langit yang tinggi. Di antara kedua kakinya sampai betisnya berjarak 600 tahun. Antara kedua telapak tangan sampai kaki paling bawah berjarak 600 tahun. Al-Khaliq (Allah) lebih agung dari makhluk.
Hadis ke-2 ini diriwayatkan oleh Abu Nuaim dalam Hilyatul Auliya (hlm. 6/66); Abul Qasim At-Tamimi dalam Al-Hujjah fi Bayanil Mahjah dan Qiwamus Sunnah dalam At-Targhib wat Tarhib (673).
3. Hadis dari Sahabat Ibnu Abbas dari jalur Said bin Jubair
تفكروا في كل شيء ، ولا تفكروا في ذات الله
Artinya: Berfikirlah tentang segala sesuatu tapi jangan berfikir (membayangkan) tentang zat Allah.
Hadis ini diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Al-Asma’ was Shifat (618, 887); Abus Syaikh dalam Al-Azhamah (1/212); Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Arasy (16).
4. Hadis dari Sahabat Ibnu Abbas dari jalur Amar bin Marrah:
أبصر النبي صلى الله عليه وسلم قوماً فقال:” ما لكم ؟ قالوا: نتفكر في الخالق. فقال لهم: تفكروا في خلقه ولا تفكروا في الخالق ، لا تقدرون قدره
Artinya: Nabi melihat suatu kaum dan bertanya: Sedang apa kalian? Mereka menjawab: Kami sedang berfikir tentang Al-Khaliq (Allah). Nabi bersabda pada mereka: Berfikirlah tentang makhluknya, jangan berfikir tentang Sang Pencipta, (karena) kalian tidak akan mampu memikirkannya.
Hadis ini diriwayatkan oleh Qiwamus Sunnah dalam At-Targhib wat Tarhib (678) dan Muhammad bin Ubaid dalam Az-Zuhd (945).
Status Hadis Hasan dan Sahih
Keempat hadis di atas masing-masing berstatus dhaif dari segi sanad (jalur perawi), namun keempatnya saling menguatkan dan naik derajatnya menjadi hasan li ghairihi dan bahkan secara matan (kandungan hadis) adalah sahih. Baca detail: Hadits Sahih, Hasan, Dhaif
As-Sakhawi dalam Al-Maqasidul Hasanah, hlm. 261, menyatakan:
وأسانيدها ضعيفة ، لكن اجتماعها يكتسب قوة ، والمعنى صحيح
Artinya: Sanad (keempat hadis di atas) adalah dhaif namun kumpulan semuanya saling menguatkan. Sedangkan maknanya adalah sahih.
Dan oleh karena itu dapat dijadikan hujjah atas larangan memikirkan atau membayangkan zat Allah.
Imam Abu Hanifah menjelaskan dalam Syarah At-Tahawiyah:
لا ينبغي لأحد أن ينطق في ذات الله بشيء، بل يصفه بما وصف به نفسه. انتهى.
Artinya: Hendaknya tidak seorangpun menyamakan zat Allah dengan apapun…
DOA MENGHILANGKAN PIKIRAN WAS-WAS DAN LINTASAN BURUK
Apabila anda ada lintasan untuk membayangkan zat Allah, maka ucapkan:
آمنت بالله (Amantu billah) – Aku beriman pada Allah. Lalu ucapkan ta’awudz yakni ucapan “Audzubullahi minas syaitonir rojim”
Dan berhentilah membayangkan.
Dalam sebuah hadis sahih riwayat Muslim daro Abu Hurairah Nabi bersabda:
لا يزال الناس يتساءلون حتى يقال هذا: خلق الله الخلق، فمن خلق الله؟ فمن وجد شيئاً من ذلك فليقل: آمنت بالله
Artinya: Manusia selalu bertanya-tanya (tentang Allah) sampai dikatakan: Allah menciptakan makhluk, lalu siapa yang menciptakan Allah? Sesiapa yang mengalami hal seperti itu maka ucapkan “Amantu billah” (aku beriman pada Allah).
Dalam hadis sahih yang lain riwayat Bukhari dan Muslim Nabi bersabda:
يأتي الشيطان أحدكم فيقول: من خلق كذا وكذا.. حتى يقول له من خلق ربك، فإذا بلغ ذلك فليستعذ بالله ولينته
Artinya: Setan akan datang pada kalian lalu membisikkan: Siapa yang menciptakan ini dan itu … sampai setan berbisik pada seseorang: Siapa yang menciptakan Tuhanmu? Apabila mengalami hal seperti itu maka berta’awudz-lah pada Allah dan hentikan.
KESIMPULAN
1. Membayangkan zat Allah itu haram, tapi tidak berakibat murtad.
2. Apabila mengalami hal seperti itu, maka ucapkan ‘amantu billah’, lalu ucapkan ‘audzubillah’ dan hentikan.
3. Memikirkan nikmat dan karunia Allah itu jalan terbaik memahami Allah dan salah satu ibadah terbaik.
Baca detail: Penyebab Murtad
4. Untuk belajar Islam dari internet, maka perbanyak membaca artikel dari situs ulama Aswaja (baca: NU). Baca detail: Daftar Situs Aswaja
dan hindari membaca artikel Islam dari situs atau Youtubenya ustadz Wahabi Salafi.
Baca detail:
Untuk tanya jawab agama Islam, lihat di sini.
Tatacara bertanya
Artikel ini Hukum Membayangkan Fisik Allah muncul pertama kali di Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang.